Sabtu, Mei 26, 2018

[Book Review] Menuju Baik itu Baik by Panji Ramdana


Judul: Menuju Baik itu Baik
Penulis: Panji Ramdana
Penerbit: MDP Media
Terbit:Cetakan Keenam, Oktober 2017
Tebal: 227 Halaman
ISBN: 978-602-61349-1-2
Blurb
Aku begitu memaknai sebuah proses. Sebab tanpa proses, maka hasil yang didapat bukanlah hal yang bisa didapat. Menuju mendapatkan hasil membutuhkan sebuah proses. Karenanya, hargailah setiap proses pada setiap detik yang kita punya. Ketika kita tidak menghargai sebuah proses? Maka hasil yang didapat pun akan menjadi tidak berharga.

Dalam hari-hari yang kita lewati, akan ada satu tujuan yang kita incar. Menjadi lebih bahagia. Menjadi yang lebih baik lagi dari yang sebelumnya. Ya, semua adalah semata-mata untuk menjadi lebih baik lagi. Kamu tahu? Menuju baik itu baik. Lakukanlah semua hal yang baik itu sekarang. Menjadi orang yang baik, adalah mereka yang mengerti kata baik, dan melakukan hal yang baik itu dengan baik. Jadilah yang terbaik dalam hidupmu.

Apa-apa yang telah tertuang di sini, semoga bisa menjadi penemanmu dalam setiap proses menuju baikmu. Sebaik-baiknya manusia, adalah yang paling bermanfaat bagi manusia. Semoga aku, kamu, kita bisa menjadi bagian dalam proses kebermanfaatan itu. Aamiin.

Menuju Baik itu Baik karya Panji Ramdana merupakan buku pertama yang aku punya setelah beberapa lama mengintip setiap foto berupa penggalan quote dari bukunya di akun @mdp.group yaitu Penerbit dari beberapa buku Kak Panji. Tidak hanya stalk akun penerbitnya saja, aku pun stalk akun Kak Panji yaitu @melodidalampuisi dan melihat foto dari pembaca lain yang di tag dikedua akun tersebut. Akhirnya, aku bisa memesan buku Menuju Baik itu Baik di Penerbitnya karena buku-buku Kak Panji ini tidak dijual di toko buku manapun. Tapi itu tidak menyurutkan niatku untuk membeli buku yang sangat memotivasi ini.

Menuju Baik itu Baik adalah sebuah buku yang berisi tentang kumpulan-kumpulan cerita pendek, prosa, dan puisi yang sangat inspiratif dan mampu memotivasi pembaca sebagai teman dalam proses berhijrah menuju kebaikan. Buku ini sama sekali tidak menggurui pembaca pada setiap katanya. Pembaca akan dibuat tersentuh dengan keindahan diksi yang ditulis oleh Kak Panji pada setiap judulnya. Cerita pendek yang paling aku suka dibuku ini adalah "Suara Bunga Lavender", yang aku petik dari cerita tersebut adalah ketabahan Rama dalam menyayangi seseorang dan kesabaran Veranda dalam menunggu seseorang.
"Aku binggung harus ngomong apa lagi Dri, aku bilang makasi dia jawab sama-sama, aku bilang tulisannya bagus dia jawab makasi. Gitu dan seterusnya." Hal 94

Dalam buku Menuju Baik itu Baik tidak fokus ke satu cerita saja, misalnya tentang percintaan. Tidak. Buku ini tidak tertuju hanya ke satu tema saja. Melainkan mencakup banyak tema, seperti tentang keluarga, teman, cinta, cita-cita, profesi dan masih banyak lagi yang intinya adalah seseorang harus melakukan kebaikan untuk mendapatkan kebaikan dalam hidupnya karena "menuju baik itu baik". Buku ini juga sangat quotable sekali, banyak sekali quote yang aku suka dibuku ini dan aku juga sudah mereview di Instagram pribadiku @yulianipatty beberapa quote yang paling aku suka dibuku ini.
"Sebab jodoh tidak akan tertukar, mungkin yang kita lakukan sekarang adalah sedang menjaga jodohnya orang lain. Karena itu, sudahilah hubungan tanpa ikatan itu. Bersabarlah dan ikhlaskanlah. Tidak ada ruginya jika saat ini kita tidak menjaga seseorang, bukankah lebih rugi jika kita menjaga seseorang yang ternyata menjadi milik orang lain? Terlebih dengan cara menjaga kita adalah salah? Semoga kita terhindar dalam hal itu." Hal 43
Terima kasih banyak Kak Panji sudah menulis buku Menuju Baik itu Baik sebagai penemanku dalam proses menuju kebaikan dan pastinya bukan untukku saja tapi juga untuk mereka yang sudah membaca buku Kak Panji ini. Semoga selalu diberikan kesehatan dan terus berkarya untuk menebar banyak kebaikan lagi melalui jari-jemari yang menghasilkan karya yang luar biasa memotivasinya :)

[Book Review] Breaking Point by Pretty Angelia Wuisan


Judul: Breaking Point
Penulis: Pretty Wuisan Angelia
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: 2017
Tebal: 240 halaman
 
Geta, 17 tahun
Gue terpaksa ikutan program Paket C karena dikeluarin dari sekolah. Mungkin lo semua heran mantan ketua OSIS kayak gue bisa tersandung kasus berat. Ini masalah prinsip dan gue yakin, gue nggak bersalah. Sebenarnya gue sempat malu karena gue pikir bakal ketemu sama orang-orang gagal. Namun setelah masuk kelas itu gue tahu ..., kata gagal nggak tepat diberikan untuk mereka.

Vierro, 18 tahun
Nggak ikut UN gara-gara nggak bisa ninggalin kompetisi catur di Roma. Tetangga ada yang nyeletuk, sepenting itu pertandingan gue sampai rela ikutan Paket C yang isinya orang-orang payah? Seenaknya aja dibilang payah. Gue jelasin juga akan percuma. Gue tahu sebenarnya mereka memang nggak suka sama gue yang punya banyak uang gara-gara catur doang.

Daniar, 17 tahun
Penyakit ini nggak akan mengambil semua dariku. Aku bakal sembuh dan kejar cita-citaku dengan sekolah setinggi-tingginya. Program paket C membantuku mewujudkan hal itu.

Bogel, 20 tahun
Gue emang dulu bandar narkoba, keluar-masuk penjara. Terus, lo pikir gue nggak boleh punya ijazah?! Enak aja lo ngomong!

Aseli, baca blurnya bawaannya kepengin adopsi novel kedua karya Kak Pretty Wuisan yang aku punya setelah Fall for Fangirl. Bener-bener dibuat penasaran seperempat snewen (read: snewen kepengin cepet-cepet baca novelnya) juga pas baca blurbnya. Okay, bagi kalian yang kepo dengan novel Teenlit yang super duper keren ini, yok baca review lengkapnya. Happy reading^^

Geta, seorang cewek cerdas yang mempunyai sikap tegar, pendiriannya kuat dan tidak mudah putus asa. Idola bangetlah pokoknya Geta ini.
Daniar, dengan sikap super duper semangatnya mengikuti kelas Paket C untuk meraih cita-citanya, walaupun dengan keadaan yang kurang sempurna.
Vierro, cowok keren dengan segudang prestasi dengan permainan caturnya, cowok mandiri dan remaja tajir yang mempunyai banyak uang dari kompetisi catur yang dimenangkannya.
Bogel, dengan pengalaman kelamnya yang beroptimis akan mempunyai Ijazah melalui jalur Paket C ini. Masalalu tidak menyurutkannya untuk putus sekolah begitu saja.

"Dikeluarin dari sekolah? Yang bener aja! Gue nggak salah kok!" Hal 30
Geta, seorang siswi berprestasi dipaksa mengakui kesalahan yang tak pernah dibuatnya. Sontak saja Geta tidak terima dengan tuduhan itu, tapi ada bukti kuat yang mengarah bahwa Geta adalah pelakunya. Cewek tegar itu disudutkan oleh dua pilihan yang jelas saja akan memberatkannya; memilih bertahan tapi mengakui kesalahan yang Geta tidak pernah perbuat atau dikeluarkan dari sekolah padahal UN sudah didepan mata. Dan Geta memilih pilihan kedua, daripada harus meminta maaf untuk kesalahan yang tidak pernah dilakukannya, Geta memilih keluar dari sekolah demi mempertahankan kebenaran.
"Orang usil memang ada dimana-mana dan mereka hanya mampu jadi bayangan." Hal 25
Pertahanan Geta sebagai anak yang tegar melemah ketika orang-orang disekitar rumahnya menyalahkan ketidakmampuan orangtua Geta dalam mendidik anaknya. Disini mulai ngerasa empati ke Geta, can u imagine? Anak 17 tahun sudah kesandung kasus berat banget. Iya menurut aku ini kasus yang sangat berat karena berurusan sama masa depan, banyangin aja kasus itu sampai menyeret seseorang keluar dari sekolah. Dalam keadaan seperti itu Geta butuh sosok sahabat yang mendengarkan keluh kesah dengan masalah besar yang sedang dialaminya, Rajen adalah sosok yang dibutuhkan oleh Geta pada waktu itu. Geta tidak mau terpuruk dengan keputusannya keluar dari sekolah. Geta menata rencana untuk masa depannya. Paket C adalah jalan satu-satunya untuk Geta mendapatkan Ijazah SMA.
"Breaking point itu salah satu istilah psikologi. Diartikan sebagai keadaan saat seseorang sedang jatuh sejatuh-jatuhnya. Ibaratnya kalian tenggelam di lautan terdalam di dunia." -hal.159
Breaking Point menceritakan tentang persahabatan, sikap optimis meraih cita-cita walaupun tidak mudah untuk meraihnya, juga penghianatan. Persahabatan yang bisa ditemukan pada teman-teman baru Geta, walaupun dengan latar belakang yang sangat jauh berbeda namun saling menguatkan satu sama lain membuat persahabatan mereka sangat melekat erat. Tentang perjuangan meraih cita-cita, aku nggak akan bilang bagaimana perjuangan para tokoh meraih cita-citanya masing-masing karena dengan membaca blurbnya saja kalian bisa menyimpulkan sendiri. Dan tentang penghianatan yang membuat Geta merasa sangat terpukul, tidak menyangka bahwa penghianatan bisa dilakukan oleh orang yang benar-benar... Ah sudahlah kalo diceritain jadi keinget pas baca, kegemesan sendiri nebak-nebak siapa pelakunya. Padahal udah yakin pelakunya si itu eh pas baca lagi bukti mengarah ke pelaku baru... terus baca lagi, tebakannya balik ke pelaku awal.. udah ada dipuncak kegemesan sendiri sampe baca dengan suara nyaring. Haha. Alhamdulillah, nemu titik terang siapa pelakunya... baca lagi... yang tadinya yakin, keyakinan jadi turun lagi. Kena tipu lagi. Kena tipu mulu. Kena tipu terus.

Keputusan Geta mengambil kelas Paket C yang awalnya sempat Geta ragukan, karena berpikir akan bertemu dengan orang-orang gagal ternyata tidak terbukti dan malah membawanya bertemu dengan orang-orang baru yang tidak tepat menerima sebutan "orang-orang gagal". Paket C ini sangat membantu bagi Geta, Daniar, Vierro, dan Bogel untuk mempunyai Ijazah SMA, yang mereka butuhkan. Misalnya, Geta yang butuh Ijazah SMA untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Ini memang bukan kali pertama membaca novel dengan genre serupa novel Breaking Point, tapi membaca novel dengan tema semacam Breaking Point ini jadi kali pertama, briliant theme Kak. Good job. Daebak. Thumbs 

 
Untuk tema yang bagus baget, tulisan yang lulus dari typo, blurb yang narik minat baca /love for first sight/ dan cover yang cantik. Oiya, buat gombalan Kang Vivi aka Vierro yang berhasil bikin senyam-senyum tiap kali baca gombalannya ke Geta, padahal Geta yang digombalin tapi ikutan baper juga. Terimakasih Kak Pretty  Wuisan yang sudah menciptakan tokoh-tokoh hebat seperti Geta, Vierro, Daniar, dan Bogel.

Kamis, Maret 29, 2018

[Book Review] Me and Earl and the Dying Girl by Jesse Andrews

Assalamualaikum^^/ 
QOTD: What's your current read?
Saya baru saja menamatkan sebuah novel karya Jesse Andrews yang berjudul Me and Earl and the Dying Girl. Alhamdulillah, akhirnya selesai sudah membaca novel yang saya baca selama kurang lebih 3 bulan ini ckck. Parah banget, kan? Iya, memang. Nggak tau kenapa membaca novel ini diawal-awal agak sedikit jenuh, karena menurut saya terjemahannya agak kaku. Tapi saya tetep membaca novelnya, keinginan untuk membaca novel ini ada dan awalnya saya mengira bahwa saya terkena Reading Slump. Tapi kalau Reading Slump kan niat untuk membaca sudah tidak ada lagi dan akhirnya novel tersebut tidak dilanjutkan dibaca. Oiya, saya juga sudah memposting tulisan saya tentang Reading Slump, barangkali kalian mau membaca. Ikuti link ini ya (alamat reading slump) ^^

 
NEW YORK TIMES BESTSELLER

AKU Greg Gaines. Umurku tujuh belas tahun. Akulah penulis buku ini. Penampilan fisikku mengecewakan dan ada kemungkinan otakku jamuran. Aku bahkan tidak yakin aku ini manusia atau bukan.
EARL Jackson adalah satu-satunya orang yang bisa dibilang temanku. Kami membuat film murahan bersama setelah terinspirasi oleh Werner Herzog. Pada dasarnya, Earl adalah sesosok makhluk pemarah.
SI CEWEK SEKARAT itu bernama Rachel Kushner. Baru-baru ini, ibuku memaksaku untuk mengajak Rachel berteman karena dia terkena kanker. Inilah awal mula kehancuran hidupku.

Mungkin saya akan mereview novel ini secara tidak mendalam, karena sebenarnya saya sudah agak lupa dengan cerita-cerita pada dibab-bab awal. Hehe, maafkeun ya. Jujur saja membaca novel ini dalam sehari sempat saya hanya bisa membaca satu lembar bahkan kurang dari itu karena untuk memahami novel ini saya agak kesulitan sampai harus membaca berulang kali dikalimat yang sama. Hm, okay ini otak saya yang mulai jamuran mungkin. Tsah! ikutan gaya berbicara ala Greg. Heyyy!!! kapan reviewnya??? Hehe, okay, let's start this book review *drum roll*

Me and Earl and the Dying Girl menceritakan tentang anak-anak yang sangat kreatif, Greg Gaines dan Earl Jackson. Kenapa saya bisa mengatakan demikian, karena Greg dan Earl ini anak-anak muda yang menekuni dunia film, mereka sudah membuat banyak film karena terinspirasi oleh film-film yang mereka tonton sebelumnya. Oiya, saya suka dengan pertemanan Greg dan Earl. Walaupun latar belakang keluarga yang sangat berbeda, mereka berdua saling menyemangati satu sama lain. Saya suka dengan sikap dewasa Earl yang suka menasehati Greg yang mempunyai sifat pesimis padahal Greg ini anak yang hebat dan kreatif.
"Mereka tidak paham karena kami membuat film butut. Kalau film itu bagus, mereka pasti suka. Mereka pasti mengerti. Dan jika bagus, film kami mungkin bisa membantu kesembuhan Rachel." Halaman 317

Selain Greg dan Earl ada tokoh satu lagi yang ingin saya ceritakan yaitu tentang Rachel. Berdasarkan judul novelnya ".... and the Dying Girl" atau Si Cewek Sekarat. Iya, Rachel ini mempunyai penyakit kanker yang pada akhirnya merenggut nyawanya. Rachel ini merupakan anak perempuan dari teman Ibunya Greg. Semenjak mengetahui Rachel mempunyai penyakit yang ganas, Ibu Greg meminta anaknya untuk menjadi teman baik bagi Rachel, selalu mengajak Rachel bermain bersama Greg dan Earl. Awalnya Greg risih dengan permintaan Ibunya, bahkan penolakan sempat Greg layangkan kepada permintaan Ibunya itu. Tapi pada akhirnya Greg menyetujui dan menuruti permintaan tersebut. Pada akhirnya juga kedekatan antara Greg, Earl, dan Rachel terjalin sebagai teman. Rachel pernah menonton semua film-film karya Greg dan Earl, Rachel menyukai film-film buatan temannya itu.

Saat kondisi Rachel tidak membaik, Greg  tentu saja menjenguk Rachel. Lalu, Madison yaitu teman sekolah Greg memberikan ide kepada Greg untuk membuatkan film khusus untuk Rachel yang tentu saja dibantu oleh Earl. Film tersebut melibatkan keluarga terdekat dan teman-teman sekolah. Tidak mudah membuat film untuk Rachel, itu bisa terlihat beberpa judul film yang sempat Greg dan Earl pakai dalam pembuatan film dengan tema-tema yang berbeda pula tentunya. Greg dan Earl benar-benar berusaha membuat film Tentang Rachel ini terlihat bagus, karena ingin menghadiahi film ini kepada Rachel yang kondisinya kian hari semakin tidak membaik.
"Aku ingin kau mendaftarkan diri ke sekolah-sekolah itu dan tunjukkan filmmu kepada mereka. Earl juga." Halaman 295 

Rachel sangat mengetahui bakat Greg dan Earl. Rachel menyempatkan diri membaca  buku panduan  perguruan tinggi tentang program studi film dan Rachel menyarankan agar Greg dan Earl mendaftar disalah satu perguruan tinggi tersebut.

Diakhir review ini, saya ingin melakukan pengakuan dosa karena saya membaca novel ini terlalu lama dan berselingkuh dengan 3 buku ketika saya mulai jenuh dengan novel ini(/.\) Tapi ketika mendekati akhir-akhir bab, *Tunggu-tunggu, rasanya saya pernah mengalami kejadian ini, mengetik review, dinotebook dimeja belajar dan dengan suasana sama serta kata-kata seperti diatas padahal sore ini saya baru mengetik review novel ini?!* Dejavu(--,") >< saya mulai menikmati membaca novel karya Jesse Andrews dengan segala keunikan gaya menulis si penulis, ini baru pertama kali saya membaca novel seperti ini serta tema yang baru pula yang mampu menguras emosi dan air mata di bab-bab akhir :"(

Ada nggak sih yang ikutan sedih juga baca kata-kata ini?!
  • Temanmu sekarat
  • Berat sekali menyaksikan seorang anak meninggal
  • Lebih berat lagi menyaksikan putri seorang teman meninggal
  • Tapi yang paling berat adalah menyaksikan putra kita menyaksikan temannya meninggal
  • Kau sekarang harus membuat keputusan sendiri
  • Berat sekali membiarkanmu membuat keputusan sendiri
  • Tapi aku harus membiarkanmu membuat keputusan sendiri
  • Aku bangga sekali padamu
  • Temanmu sekarat dan kau sudah sangat tegar menyikapinya.
Ibu Greg kepada Greg - Halaman 318

Selasa, Maret 27, 2018

Yani's Talk About Reading Slump

Assalamualaikum (^^,  )/
QOTD: If you can't sleep at night, what will you do?

Kalo saya sih biasanya dengerin musik, karena itu cara paling ampuh buat bisa tidur. Tapi, misalkan ada novel yang lagi dibaca, pasti baca novel buat penghantar tidur. Dan bisa kedua-duanya, dengerin musik sambil baca novel, hehe. Honestly, tulisan ini pernah diposting di status WhatsApp beberapa bulan lalu di tahun lalu. Please jangan tanya tepatnya kapan. Jadi, waktu itu nggak bisa tidur padahal sudah ngantuk berat karena lagi seru-serunya baca novel lupa baca novel apa dan nggak sadar jam sudah menunjukan pukul setengah 2. Padahal sudah komitmen ke diri sendiri, tidur nggak lebih dari jam 1. Hm>,<”

So, let's talk about Reading Slump \( ^^ )/

Reading slump itu kalian lagi baca buku nih tapi nggak mood lagi untuk melanjutkan baca buku itu. Kalian benar-benar sudah nggak mau lanjutin baca buku itu, bukan dijeda dulu bacanya nanti dilanjut lagi. Pokoknya kalian sudah the end baca padahal belum the end ceritanya. Niat untuk bacanya aja sudah nggak ada.

Have you ever faced reading slump situation?
Me: Yes, I have.

Ada beberapa novel yang kena reading slump (/.\)

  1. Rewind Back. Jadi, punya novel ini karena jadi pemenang giveaway yang diadakan di twitter. Baca novel ini kayak susah banget masuk kedalam ceritanya. Sampe mikir ini otak yang lagi lemot atau gimana ya? Kok nggak paham-paham sama ceritanya, sampai bolak balik baca di bab yang sama. Tapi nggak maju-maju juga baca kehalaman selanjutnya. Hm. Fix, inimah otaknya yang lemot. Hehe
  2. Double Spin Round. Ini juga novel hadiah dari giveaway, tapi giveawaynya diadakan di blog. Giveawaynya jawab pertanyaan tentang “arti keluarga” kalo nggak salah dan promote di twitter kalo blog itu lagi mengadakan giveaway. Kepengin novel ini karena Double Spin Round terbitan Penerbit Haru. One of my favorite publisher. Tapi, menurut saya terjemahannya kaku. Oiya, Double Spin Round itu J-Lit, novel terjemahan Jepang.
  3. Tujuh Hari di Villa Mencekam. Dan lagi, novel ini hadiah dari ikutan giveaway. Waktu itu giveawaynya buat cerita pengalaman nyata yang seram. Saya kirim dua cerita paling seram yang pernah saya alami. Mau tau nggak cerita seramnya apa? Kalo kalian mau tau, kalian tinggalkan komentar dibawah, nanti saya nulis tentang “My Creepy Story” dipostingan selanjutnya, ehehe. Sebenarnya novelnya bagus banget, nggak mau lanjut baca karena ini novel horror dan sepanjang baca novel ini serasa ada yang liyatin gitu. Yha, parno sendiri dia. Terus pas tau kalo novel ini ada filmnya, langsung deh download filmnya dan nonton bareng keponakan^^v
  4. Tiger on My Bed. FYI waktu novel ini terbit 15 blogger dikerahkan buat jadi host giveaway. 15 BLOGGER WOYYY, gimana nggak mupeng mau novel ini juga. Saking mupengnya sampai ikutan diblog yang ke-15. Seinget saya sih, saya mengikuti di semua blogger karena saking kepengin mau baca novelnya. Tegur jika saya salah :) Mungkin novel ini bagus banget kali ya, waktu itu mikirnya gitu. Makanya mau juga novel ini karena karya si penulis sudah banyak dan masuk bestseller terus karyanya. Novelnya berlabel dewasa, saking dewasanya ada adegan… kalian bisa temukan sendiri adegan apa itu dengan cara beli dan baca novelnya, hehe. Kena reading slump karena novelnya kebanyakan narasi yang saya rasa nggak perlu dan susah masuk kedalam cerita. Baca novel ini sampai butuh bantuan google untuk searching kata-kata yang unfamiliar buat saya dan itu banyak.
Dari kejadian terkena virus reading slump ini ada hikmah yang saya dapatkan :^) Pertama, saya jadi tahu genre novel apa yang saya minati dan tidak saya minati. Kedua, kalo saya mau beli novel, saya harus tau dulu bagus nggaknya novel tersebut dengan cara membaca beberapa review tentang novel tersebut, nggak apa-apa jadi stalker dibeberapa akun buat intip reviewnya. Sekarang sih saya lebih banyak membaca review di Instagram karena banyak review novel oleh bookstagramer dan yang saya suka berlama-lama ngestalk akun bookstagramer karena bisa menambah inspirasi untuk book selfie ^^v Jadi nggak ada kata nyesel lagi pas beli buku, karena ekspetasinya tinggi menilai buku ini pasti bagus karena melihat cover yang cantik dan blurb yang memikat. Ketiga, belajar sabar. Sabar promosi giveaway yang lagi diikutin dengan cara selalu aktif di social media, sabar nunggu pengumuman, sabar kalo yang ditunggu-tunggu ternyata nggak datang #YHAAA dan bisa menyadarkan diri kalo sebenernya bisa kok punya novel yang dipenginin, yaitu beli sendiri dengan cara nabung Hehehe

Minggu, Maret 11, 2018

[Book Review] Infinitely Yours by Orizuka

Judul: Infinitely Yours
Penulis: Orizuka
Penerbit: Gagas Media
Terbit: 2016 (Cetakan Kesepuluh)
Tebal: 310 Halaman

Orang bilang, pertemuan pertama selalu kebetulan.
Tapi, bagaimana caramu menjelaskan
pertemuan-pertemuan kita selanjutnya?
Apakah Tuhan campur tangan di dalamnya?

Kita bukanlah dua garis yang tak sengaja bertabrakan.
Sekeras apa pun usaha kita berdua saling menjauhkan hati
dan menjauhkan diri pada akhirnya kan bertemu kembali.

Kau tak percaya takdir, akupun tidak. Karenanya,
hanya ada satu cara untuk membuktikannya....

Kau, aku, dan perjalanan ini.

Assalamualaikum^^/
Setelah mereview novel The Chronicles of Audy O2 karya Kak Orizuka, sekarang sebenernya postingan ini sudah menjadi draft sejak bulan Agustus tahun lalu saya akan mereview novel kedua karya Kak Orizuka yang saya punya, judulnya Infinitely Yours [Edisi Spesial Bonus Cerita]. Novel ini saya dapatkan karena menjadi salah satu pemenang giveaway di instagram Kak Okke dan seneng banget novelnya ada tanda tangan Kak Okke juga. KYAAA~

So, this is review Infinitely Yours ala My Little Journal \(^o^)/

Infinitely Yours menceritakan kisah Jingga dan Rayan. Awalnya mereka tidak saling mengenal satu sama lain, perkenalan mereka dimulai karena mempunyai satu tujuan yaitu tour ke negeri gingseng. Yups... KOREA. Jingga dan Rayan satu rombongan di Together Tour, sebelumnya mereka bertemu karena ketidaksengajaan; Rayan tidak sengaja menabrak Jingga yang mengakibatkan PSP Jingga jatuh dan akhirnya rusak. Jelas saja Jingga meminta ganti rugi kepada Rayan karena sudah merusak PSP nya. Tujuan Jingga pergi ke Korea selain untuk mengunjungi negeri favoritnya itu Jingga juga mempunyai tujuan untuk bertemu dengan Yun Jae, Pangeran Berkuda Putih Jingga. Tour Guide Jingga selama tour di Korea, karena Jingga bukan kali pertama mengunjungi Korea. Sedangkan Rayan bertujuan untuk mencari seseorang di Korea. Bertolak belakang dengan Jingga, Rayan ini sebenarnya tidak menyukai Korea. Rayan mengikuti tour ini karena merasa dijebak oleh Alif, sahabatnya.

Sejak awal Rayan tidak menyukai Jingga, selain karena tentang insiden PSP itu Jingga itu terlalu berisik untuk Rayan. Tentu saja Rayan tidak menyukai hal itu karena Rayan mempunyai sifat yang serius dan sensitif. Itu yang dikatakan oleh Jingga yang mencoba menebak sifat Rayan dari golongan darah. Rayan mau tidak mau harus selalu dekat dengan Jingga karena mereka pasangan rombongan di Together Tour ini. Berbeda sekali dengan Jingga yang mempunyai sifat ceria, periang dan mudah bergaul dengan orang yang baru dikenalnya. Itu terlihat ketika Jingga selalu berusaha untuk memulai obrolan dengan Rayan, walaupun Rayan hanya membalas dengan sekenanya.

JINGGA. Seorang perempuan yang sangat mencintai apa pun yang berhubungan dengan Korea. Jingga hapal nama semua personil boyband Super Junior, nama grup boyband yang disukainya. Jika ada orang yang meminta untuk menyebutkan nama satu persatu membernya, Jingga dengan senang hati menyebutkannya. Jingga mempunyai sifat friendly kepada orang yang baru dikenalnya, meskipun orang itu sudah bersikap sinis kepada Jingga tetapi Jingga masih bisa menebarkan senyuman terbaik kepada orang itu.
"Pria Korea juga nggak sinis kayak kamu." Halaman 81

RAYAN. Karakter kedua ini sangat bertolak belakang dengan Jingga. Rayan adalah seorang pria yang tidak menyukai apa pun yang berhubungan dengan Korea. Bertolak belakang juga seperti Jingga, Rayan tidak friendly terhadap orang yang baru dikenalnya. Rayan bisa di bilang seseorang yang mencintai tanah airnya, Indonesia. Ketika Jingga mengatakan betapa gantengnya cowok-cowok Korea, Rayan juga tidak mau malah dengan Jingga yang ikut mempromosikan kegantengan cowok Indonesia.
"Biasa ajalah, orang Indonesia banyak yang jauh lebih ganteng." Halaman 19

Apakah Jingga bisa terus bersabar dengan orang yang selalu bersikap sinis kepadanya? Dan apa penyebab Rayan tidak menyukai apapun yang berhubungan dengan Korea? Buat kalian yang penasaran dengan kelanjutan kisah Rayan dan Jingga, yuk adopsi novel Infinitely Yours di toko buku terdekat^^

4 of 5🌟