Diikutkan Dalam Lomba Cerpen 'The Chronicles of Audy: 4/4'
Hai, namaku Audy. Aku mempunyai kisah yang sangat berharga bagiku. Yang telah merubah hidupku menjadi lebih dewasa. Mengerti bahwa kehidupan ini menjadi berarti; jika disamping kita selalu ada orang-orang yang menyayangi kita dengan tulus. Menyadarkan aku bahwa aku adalah wanita yang sangat beruntung didunia ini; karena aku dikelilingi empat lelaki yang membumbui seluruh kisah ini. Mereka seperti keluargaku sendiri.
Pertama ada Regan. Dia adalah sosok pria yang sangat dewasa, dia juga teman kuliahku, orang yang selalu mau mendengarkan segala keluh kesahku, dan selalu memberikan bahu untukku disaat aku membutuhkannya. Regan, seperti tameng pribadi bagiku.
Romeo. Dia adik sekaligus saudara satu-satunya Regan. Dia orangnya pendiam; tidak suka banyak bicara. Aku mengetahui itu, karena waktu itu aku dan teman-teman lainnya mengerjakan tugas kuliah dirumahnya. Oh iya, Remeo pandai memainkan alat musik gitar.
Lalu ada Rex. Rex adalah teman adikku disekolah juga dirumah. Teman bermain PS dirumah. Rex orangnya pandai, pemalu dan sopan. Aku tidak khawatir jika adikku berteman dengannya. Dia juga aku anggap sebagi adikku sendiri.
Dan terakhir ada Rafael. Malaikatku, dia segalanya bagiku. Dia adikku, adik satu-satunya, yang selalu menemaniku dirumah ini jika orangtuaku ditugaskan bekerja keluar kota. Anaknya sedikit nakal, cerewet, tapi terkadang dia menjadi sosok yang dewasa melebihiku; aku belajar banyak darinya.
***
"Kak, aku mau main ps ya kak" Melewatiku begitu saja sambil berlari kearah ruang tv.
"Hmm, Rafael" Aku menghela
"Hai kak Audy?" Sapa Rex
"Eh ada Rex, mau main ps ya sama Rafael? Tanyaku
"Iya kak"
"Oh yaudah, nanti kalau kalian lapar ambil aja makanan diatas meja dapur!"
"Okay kak" Mneghampiri Rafael
It's been a long day without you my friend...
Suara nada dering panggilan masuk headphoneku berbunyi. Ternyata Regan telpon. Aku langsung mengangkatnya.
"Halo..." Jawabku
"Audy kamu lagi ada dimana? Lagi sibuk ngga? Kalau ngga sibuk aku jemput ya?" Belum sempat aku bertanya ada apa, Regan memberikan pertanyaan bertubu-tubi.
"Sebentar.. sebentar, ada apa ini? kok aku ditodong sejumlah pertanyaan ginih sih?" Tanyaku sambil tersenyum, tentu Regan tidak melihatnya.
"Hehehe, sorry Audy. Aku mau minta bantuan nih ke kamu. Bisa ngga?"
"Apa?"
"Temenin aku beli kado buat adikku"
"Romeo?"
"Iya, siapa lagi? Dia ulang tahun besok. Bantu aku ya Audy, Please!" Dengan nada memohon.
"Ohh, Okay deh"
"Okay. Aku jemput kamu ya sekarang juga" Regan menutup telponnya.
Aku pergi keruang tv menghampiri Rafael dan Rex.
"Rafael, kakak mau pergi dulu?"
"Ohh, iya kak" Jawab Rafael tanpa mengalihkan pandangannya kearah tv.
"Jangan nakal ya?"
"Sip"
***
Ditoko gitar.
"Kalau yang ini gimana Audy? Keren ngga?" Tanya Regan yang sedari tadi menunjukan beberapa gitar pilihannya kepadaku, ini sudah empat kali pertanyaan yang sama yang diajukan oleh Regan kepadaku.
"Keren, tapi apa itu warna kesukaan Romeo? Pastikan kalau itu warna kesukaan Romeo, kalau menurut aku sih ngga ada masalah sama gitarnya, karena semuanya keren" Kataku, memberi saran. Karena memang tugasku untuk itu Regan membawaku kesini.
"Nah yang ini aja kali ya? Soalnya Romeo menyukai warna biru. Gimana menurut kamu Audy?"
Aku mengacungkan dua jempolku sambil tersenyum kearah Regan. Itu sudah menjadi jawaban untuknya.
Setelah selesai bertransaksi ditoko gitar tersebut, Regan mengajak aku makan. Katanya sebagai ucapan terima kasih.
***
Diacara ulang tahun Romeo.
"Terimakasih ya Audy kamu udah dateng. Pake bawa kado segala. Hehe" Sambut Regan
"Eh ada Rafael juga toh? Sambung Regan
"Iya kak"
"Ohh iya, ini teman Rafael. Kamu kan tahu Regan, Rafael itu gampang bosen. Jadi aku bawa Rex aja buat nemenin, biar gak bosen" Memperkenalkan Rex kepada Regan
"Hai kak, aku Rex. Temannya Rafael" Memperkenalkan sambil menjabat tangan Regan
"Terimakasih ya kalian udah datang" Romeo akhirnya angkat bicara sambil tersenyum.
"Okay, selesai sudah pembukaanya. Sekarang waktunya makan!"
"Yey asik asik" Rafael kegirangan.
Regan mempersiapkan segalanya; tentu dibantu dengan Audy.
"Kak, terimakasih ya sudah mempersiapkan semuanya buat Romeo dan gitar barunya. Romeo suka banget kak"
"Iya, sama-sama"
"Ngga ada acara pelukan nih?" Ledek Rafael
Suasana menjadi gaduh karena candaan Si kecil Rafael.
Hari ini semuanya berkumpul, ada aku, Rafael, Rex, Regan juga Romeo. Kami tertawa lepas malam ini. Dan aku seperti berada ditengah-tengah sebuah keluarga. Bahagia.
***
Malam ini aku sangat merindukan Papa dan Mama.
"Kenapa sih kak? Keliyatannya dua hari belakangan ini kakak keliyatan binggung banget? Meskipun kakak mempunyai masalah seberat apapun, Rafael yakin kakak pasti bisa mengatasinya. Buktinya kakak bisa menjaga dan sabar menghadapi Rafael yang nakal. Kakak ngga usah takut, Rafael pasti akan selalu disamping kakak apapun yang terjadi"
Nah kan, keluar cerewetnya. Aku benar kan Rafael memang terkadang bisa melebihi dewasanya aku. Aku mencium pipinya. Tentu tanpa sepengetahuannya.
"Ih kakak Rafael, kan udah besar" Langsung pergi kekamarnya.
Aku sangat beruntung memiliki adik seperti Rafael
Rafael, you are my everything.
Kehangatan keluarga bisa didapatkan meskipun bukan dari keluarga sendiri. Selama mereka selalu berada disisi kita.