Kamis, Maret 29, 2018

[Book Review] Me and Earl and the Dying Girl by Jesse Andrews

Assalamualaikum^^/ 
QOTD: What's your current read?
Saya baru saja menamatkan sebuah novel karya Jesse Andrews yang berjudul Me and Earl and the Dying Girl. Alhamdulillah, akhirnya selesai sudah membaca novel yang saya baca selama kurang lebih 3 bulan ini ckck. Parah banget, kan? Iya, memang. Nggak tau kenapa membaca novel ini diawal-awal agak sedikit jenuh, karena menurut saya terjemahannya agak kaku. Tapi saya tetep membaca novelnya, keinginan untuk membaca novel ini ada dan awalnya saya mengira bahwa saya terkena Reading Slump. Tapi kalau Reading Slump kan niat untuk membaca sudah tidak ada lagi dan akhirnya novel tersebut tidak dilanjutkan dibaca. Oiya, saya juga sudah memposting tulisan saya tentang Reading Slump, barangkali kalian mau membaca. Ikuti link ini ya (alamat reading slump) ^^

 
NEW YORK TIMES BESTSELLER

AKU Greg Gaines. Umurku tujuh belas tahun. Akulah penulis buku ini. Penampilan fisikku mengecewakan dan ada kemungkinan otakku jamuran. Aku bahkan tidak yakin aku ini manusia atau bukan.
EARL Jackson adalah satu-satunya orang yang bisa dibilang temanku. Kami membuat film murahan bersama setelah terinspirasi oleh Werner Herzog. Pada dasarnya, Earl adalah sesosok makhluk pemarah.
SI CEWEK SEKARAT itu bernama Rachel Kushner. Baru-baru ini, ibuku memaksaku untuk mengajak Rachel berteman karena dia terkena kanker. Inilah awal mula kehancuran hidupku.

Mungkin saya akan mereview novel ini secara tidak mendalam, karena sebenarnya saya sudah agak lupa dengan cerita-cerita pada dibab-bab awal. Hehe, maafkeun ya. Jujur saja membaca novel ini dalam sehari sempat saya hanya bisa membaca satu lembar bahkan kurang dari itu karena untuk memahami novel ini saya agak kesulitan sampai harus membaca berulang kali dikalimat yang sama. Hm, okay ini otak saya yang mulai jamuran mungkin. Tsah! ikutan gaya berbicara ala Greg. Heyyy!!! kapan reviewnya??? Hehe, okay, let's start this book review *drum roll*

Me and Earl and the Dying Girl menceritakan tentang anak-anak yang sangat kreatif, Greg Gaines dan Earl Jackson. Kenapa saya bisa mengatakan demikian, karena Greg dan Earl ini anak-anak muda yang menekuni dunia film, mereka sudah membuat banyak film karena terinspirasi oleh film-film yang mereka tonton sebelumnya. Oiya, saya suka dengan pertemanan Greg dan Earl. Walaupun latar belakang keluarga yang sangat berbeda, mereka berdua saling menyemangati satu sama lain. Saya suka dengan sikap dewasa Earl yang suka menasehati Greg yang mempunyai sifat pesimis padahal Greg ini anak yang hebat dan kreatif.
"Mereka tidak paham karena kami membuat film butut. Kalau film itu bagus, mereka pasti suka. Mereka pasti mengerti. Dan jika bagus, film kami mungkin bisa membantu kesembuhan Rachel." Halaman 317

Selain Greg dan Earl ada tokoh satu lagi yang ingin saya ceritakan yaitu tentang Rachel. Berdasarkan judul novelnya ".... and the Dying Girl" atau Si Cewek Sekarat. Iya, Rachel ini mempunyai penyakit kanker yang pada akhirnya merenggut nyawanya. Rachel ini merupakan anak perempuan dari teman Ibunya Greg. Semenjak mengetahui Rachel mempunyai penyakit yang ganas, Ibu Greg meminta anaknya untuk menjadi teman baik bagi Rachel, selalu mengajak Rachel bermain bersama Greg dan Earl. Awalnya Greg risih dengan permintaan Ibunya, bahkan penolakan sempat Greg layangkan kepada permintaan Ibunya itu. Tapi pada akhirnya Greg menyetujui dan menuruti permintaan tersebut. Pada akhirnya juga kedekatan antara Greg, Earl, dan Rachel terjalin sebagai teman. Rachel pernah menonton semua film-film karya Greg dan Earl, Rachel menyukai film-film buatan temannya itu.

Saat kondisi Rachel tidak membaik, Greg  tentu saja menjenguk Rachel. Lalu, Madison yaitu teman sekolah Greg memberikan ide kepada Greg untuk membuatkan film khusus untuk Rachel yang tentu saja dibantu oleh Earl. Film tersebut melibatkan keluarga terdekat dan teman-teman sekolah. Tidak mudah membuat film untuk Rachel, itu bisa terlihat beberpa judul film yang sempat Greg dan Earl pakai dalam pembuatan film dengan tema-tema yang berbeda pula tentunya. Greg dan Earl benar-benar berusaha membuat film Tentang Rachel ini terlihat bagus, karena ingin menghadiahi film ini kepada Rachel yang kondisinya kian hari semakin tidak membaik.
"Aku ingin kau mendaftarkan diri ke sekolah-sekolah itu dan tunjukkan filmmu kepada mereka. Earl juga." Halaman 295 

Rachel sangat mengetahui bakat Greg dan Earl. Rachel menyempatkan diri membaca  buku panduan  perguruan tinggi tentang program studi film dan Rachel menyarankan agar Greg dan Earl mendaftar disalah satu perguruan tinggi tersebut.

Diakhir review ini, saya ingin melakukan pengakuan dosa karena saya membaca novel ini terlalu lama dan berselingkuh dengan 3 buku ketika saya mulai jenuh dengan novel ini(/.\) Tapi ketika mendekati akhir-akhir bab, *Tunggu-tunggu, rasanya saya pernah mengalami kejadian ini, mengetik review, dinotebook dimeja belajar dan dengan suasana sama serta kata-kata seperti diatas padahal sore ini saya baru mengetik review novel ini?!* Dejavu(--,") >< saya mulai menikmati membaca novel karya Jesse Andrews dengan segala keunikan gaya menulis si penulis, ini baru pertama kali saya membaca novel seperti ini serta tema yang baru pula yang mampu menguras emosi dan air mata di bab-bab akhir :"(

Ada nggak sih yang ikutan sedih juga baca kata-kata ini?!
  • Temanmu sekarat
  • Berat sekali menyaksikan seorang anak meninggal
  • Lebih berat lagi menyaksikan putri seorang teman meninggal
  • Tapi yang paling berat adalah menyaksikan putra kita menyaksikan temannya meninggal
  • Kau sekarang harus membuat keputusan sendiri
  • Berat sekali membiarkanmu membuat keputusan sendiri
  • Tapi aku harus membiarkanmu membuat keputusan sendiri
  • Aku bangga sekali padamu
  • Temanmu sekarat dan kau sudah sangat tegar menyikapinya.
Ibu Greg kepada Greg - Halaman 318

Selasa, Maret 27, 2018

Yani's Talk About Reading Slump

Assalamualaikum (^^,  )/
QOTD: If you can't sleep at night, what will you do?

Kalo saya sih biasanya dengerin musik, karena itu cara paling ampuh buat bisa tidur. Tapi, misalkan ada novel yang lagi dibaca, pasti baca novel buat penghantar tidur. Dan bisa kedua-duanya, dengerin musik sambil baca novel, hehe. Honestly, tulisan ini pernah diposting di status WhatsApp beberapa bulan lalu di tahun lalu. Please jangan tanya tepatnya kapan. Jadi, waktu itu nggak bisa tidur padahal sudah ngantuk berat karena lagi seru-serunya baca novel lupa baca novel apa dan nggak sadar jam sudah menunjukan pukul setengah 2. Padahal sudah komitmen ke diri sendiri, tidur nggak lebih dari jam 1. Hm>,<”

So, let's talk about Reading Slump \( ^^ )/

Reading slump itu kalian lagi baca buku nih tapi nggak mood lagi untuk melanjutkan baca buku itu. Kalian benar-benar sudah nggak mau lanjutin baca buku itu, bukan dijeda dulu bacanya nanti dilanjut lagi. Pokoknya kalian sudah the end baca padahal belum the end ceritanya. Niat untuk bacanya aja sudah nggak ada.

Have you ever faced reading slump situation?
Me: Yes, I have.

Ada beberapa novel yang kena reading slump (/.\)

  1. Rewind Back. Jadi, punya novel ini karena jadi pemenang giveaway yang diadakan di twitter. Baca novel ini kayak susah banget masuk kedalam ceritanya. Sampe mikir ini otak yang lagi lemot atau gimana ya? Kok nggak paham-paham sama ceritanya, sampai bolak balik baca di bab yang sama. Tapi nggak maju-maju juga baca kehalaman selanjutnya. Hm. Fix, inimah otaknya yang lemot. Hehe
  2. Double Spin Round. Ini juga novel hadiah dari giveaway, tapi giveawaynya diadakan di blog. Giveawaynya jawab pertanyaan tentang “arti keluarga” kalo nggak salah dan promote di twitter kalo blog itu lagi mengadakan giveaway. Kepengin novel ini karena Double Spin Round terbitan Penerbit Haru. One of my favorite publisher. Tapi, menurut saya terjemahannya kaku. Oiya, Double Spin Round itu J-Lit, novel terjemahan Jepang.
  3. Tujuh Hari di Villa Mencekam. Dan lagi, novel ini hadiah dari ikutan giveaway. Waktu itu giveawaynya buat cerita pengalaman nyata yang seram. Saya kirim dua cerita paling seram yang pernah saya alami. Mau tau nggak cerita seramnya apa? Kalo kalian mau tau, kalian tinggalkan komentar dibawah, nanti saya nulis tentang “My Creepy Story” dipostingan selanjutnya, ehehe. Sebenarnya novelnya bagus banget, nggak mau lanjut baca karena ini novel horror dan sepanjang baca novel ini serasa ada yang liyatin gitu. Yha, parno sendiri dia. Terus pas tau kalo novel ini ada filmnya, langsung deh download filmnya dan nonton bareng keponakan^^v
  4. Tiger on My Bed. FYI waktu novel ini terbit 15 blogger dikerahkan buat jadi host giveaway. 15 BLOGGER WOYYY, gimana nggak mupeng mau novel ini juga. Saking mupengnya sampai ikutan diblog yang ke-15. Seinget saya sih, saya mengikuti di semua blogger karena saking kepengin mau baca novelnya. Tegur jika saya salah :) Mungkin novel ini bagus banget kali ya, waktu itu mikirnya gitu. Makanya mau juga novel ini karena karya si penulis sudah banyak dan masuk bestseller terus karyanya. Novelnya berlabel dewasa, saking dewasanya ada adegan… kalian bisa temukan sendiri adegan apa itu dengan cara beli dan baca novelnya, hehe. Kena reading slump karena novelnya kebanyakan narasi yang saya rasa nggak perlu dan susah masuk kedalam cerita. Baca novel ini sampai butuh bantuan google untuk searching kata-kata yang unfamiliar buat saya dan itu banyak.
Dari kejadian terkena virus reading slump ini ada hikmah yang saya dapatkan :^) Pertama, saya jadi tahu genre novel apa yang saya minati dan tidak saya minati. Kedua, kalo saya mau beli novel, saya harus tau dulu bagus nggaknya novel tersebut dengan cara membaca beberapa review tentang novel tersebut, nggak apa-apa jadi stalker dibeberapa akun buat intip reviewnya. Sekarang sih saya lebih banyak membaca review di Instagram karena banyak review novel oleh bookstagramer dan yang saya suka berlama-lama ngestalk akun bookstagramer karena bisa menambah inspirasi untuk book selfie ^^v Jadi nggak ada kata nyesel lagi pas beli buku, karena ekspetasinya tinggi menilai buku ini pasti bagus karena melihat cover yang cantik dan blurb yang memikat. Ketiga, belajar sabar. Sabar promosi giveaway yang lagi diikutin dengan cara selalu aktif di social media, sabar nunggu pengumuman, sabar kalo yang ditunggu-tunggu ternyata nggak datang #YHAAA dan bisa menyadarkan diri kalo sebenernya bisa kok punya novel yang dipenginin, yaitu beli sendiri dengan cara nabung Hehehe

Minggu, Maret 11, 2018

[Book Review] Infinitely Yours by Orizuka

Judul: Infinitely Yours
Penulis: Orizuka
Penerbit: Gagas Media
Terbit: 2016 (Cetakan Kesepuluh)
Tebal: 310 Halaman

Orang bilang, pertemuan pertama selalu kebetulan.
Tapi, bagaimana caramu menjelaskan
pertemuan-pertemuan kita selanjutnya?
Apakah Tuhan campur tangan di dalamnya?

Kita bukanlah dua garis yang tak sengaja bertabrakan.
Sekeras apa pun usaha kita berdua saling menjauhkan hati
dan menjauhkan diri pada akhirnya kan bertemu kembali.

Kau tak percaya takdir, akupun tidak. Karenanya,
hanya ada satu cara untuk membuktikannya....

Kau, aku, dan perjalanan ini.

Assalamualaikum^^/
Setelah mereview novel The Chronicles of Audy O2 karya Kak Orizuka, sekarang sebenernya postingan ini sudah menjadi draft sejak bulan Agustus tahun lalu saya akan mereview novel kedua karya Kak Orizuka yang saya punya, judulnya Infinitely Yours [Edisi Spesial Bonus Cerita]. Novel ini saya dapatkan karena menjadi salah satu pemenang giveaway di instagram Kak Okke dan seneng banget novelnya ada tanda tangan Kak Okke juga. KYAAA~

So, this is review Infinitely Yours ala My Little Journal \(^o^)/

Infinitely Yours menceritakan kisah Jingga dan Rayan. Awalnya mereka tidak saling mengenal satu sama lain, perkenalan mereka dimulai karena mempunyai satu tujuan yaitu tour ke negeri gingseng. Yups... KOREA. Jingga dan Rayan satu rombongan di Together Tour, sebelumnya mereka bertemu karena ketidaksengajaan; Rayan tidak sengaja menabrak Jingga yang mengakibatkan PSP Jingga jatuh dan akhirnya rusak. Jelas saja Jingga meminta ganti rugi kepada Rayan karena sudah merusak PSP nya. Tujuan Jingga pergi ke Korea selain untuk mengunjungi negeri favoritnya itu Jingga juga mempunyai tujuan untuk bertemu dengan Yun Jae, Pangeran Berkuda Putih Jingga. Tour Guide Jingga selama tour di Korea, karena Jingga bukan kali pertama mengunjungi Korea. Sedangkan Rayan bertujuan untuk mencari seseorang di Korea. Bertolak belakang dengan Jingga, Rayan ini sebenarnya tidak menyukai Korea. Rayan mengikuti tour ini karena merasa dijebak oleh Alif, sahabatnya.

Sejak awal Rayan tidak menyukai Jingga, selain karena tentang insiden PSP itu Jingga itu terlalu berisik untuk Rayan. Tentu saja Rayan tidak menyukai hal itu karena Rayan mempunyai sifat yang serius dan sensitif. Itu yang dikatakan oleh Jingga yang mencoba menebak sifat Rayan dari golongan darah. Rayan mau tidak mau harus selalu dekat dengan Jingga karena mereka pasangan rombongan di Together Tour ini. Berbeda sekali dengan Jingga yang mempunyai sifat ceria, periang dan mudah bergaul dengan orang yang baru dikenalnya. Itu terlihat ketika Jingga selalu berusaha untuk memulai obrolan dengan Rayan, walaupun Rayan hanya membalas dengan sekenanya.

JINGGA. Seorang perempuan yang sangat mencintai apa pun yang berhubungan dengan Korea. Jingga hapal nama semua personil boyband Super Junior, nama grup boyband yang disukainya. Jika ada orang yang meminta untuk menyebutkan nama satu persatu membernya, Jingga dengan senang hati menyebutkannya. Jingga mempunyai sifat friendly kepada orang yang baru dikenalnya, meskipun orang itu sudah bersikap sinis kepada Jingga tetapi Jingga masih bisa menebarkan senyuman terbaik kepada orang itu.
"Pria Korea juga nggak sinis kayak kamu." Halaman 81

RAYAN. Karakter kedua ini sangat bertolak belakang dengan Jingga. Rayan adalah seorang pria yang tidak menyukai apa pun yang berhubungan dengan Korea. Bertolak belakang juga seperti Jingga, Rayan tidak friendly terhadap orang yang baru dikenalnya. Rayan bisa di bilang seseorang yang mencintai tanah airnya, Indonesia. Ketika Jingga mengatakan betapa gantengnya cowok-cowok Korea, Rayan juga tidak mau malah dengan Jingga yang ikut mempromosikan kegantengan cowok Indonesia.
"Biasa ajalah, orang Indonesia banyak yang jauh lebih ganteng." Halaman 19

Apakah Jingga bisa terus bersabar dengan orang yang selalu bersikap sinis kepadanya? Dan apa penyebab Rayan tidak menyukai apapun yang berhubungan dengan Korea? Buat kalian yang penasaran dengan kelanjutan kisah Rayan dan Jingga, yuk adopsi novel Infinitely Yours di toko buku terdekat^^

4 of 5🌟
 
Designed by Beautifully Chaotic