Sabtu, Mei 26, 2018

[Book Review] Menuju Baik itu Baik by Panji Ramdana


Judul: Menuju Baik itu Baik
Penulis: Panji Ramdana
Penerbit: MDP Media
Terbit:Cetakan Keenam, Oktober 2017
Tebal: 227 Halaman
ISBN: 978-602-61349-1-2
Blurb
Aku begitu memaknai sebuah proses. Sebab tanpa proses, maka hasil yang didapat bukanlah hal yang bisa didapat. Menuju mendapatkan hasil membutuhkan sebuah proses. Karenanya, hargailah setiap proses pada setiap detik yang kita punya. Ketika kita tidak menghargai sebuah proses? Maka hasil yang didapat pun akan menjadi tidak berharga.

Dalam hari-hari yang kita lewati, akan ada satu tujuan yang kita incar. Menjadi lebih bahagia. Menjadi yang lebih baik lagi dari yang sebelumnya. Ya, semua adalah semata-mata untuk menjadi lebih baik lagi. Kamu tahu? Menuju baik itu baik. Lakukanlah semua hal yang baik itu sekarang. Menjadi orang yang baik, adalah mereka yang mengerti kata baik, dan melakukan hal yang baik itu dengan baik. Jadilah yang terbaik dalam hidupmu.

Apa-apa yang telah tertuang di sini, semoga bisa menjadi penemanmu dalam setiap proses menuju baikmu. Sebaik-baiknya manusia, adalah yang paling bermanfaat bagi manusia. Semoga aku, kamu, kita bisa menjadi bagian dalam proses kebermanfaatan itu. Aamiin.

Menuju Baik itu Baik karya Panji Ramdana merupakan buku pertama yang aku punya setelah beberapa lama mengintip setiap foto berupa penggalan quote dari bukunya di akun @mdp.group yaitu Penerbit dari beberapa buku Kak Panji. Tidak hanya stalk akun penerbitnya saja, aku pun stalk akun Kak Panji yaitu @melodidalampuisi dan melihat foto dari pembaca lain yang di tag dikedua akun tersebut. Akhirnya, aku bisa memesan buku Menuju Baik itu Baik di Penerbitnya karena buku-buku Kak Panji ini tidak dijual di toko buku manapun. Tapi itu tidak menyurutkan niatku untuk membeli buku yang sangat memotivasi ini.

Menuju Baik itu Baik adalah sebuah buku yang berisi tentang kumpulan-kumpulan cerita pendek, prosa, dan puisi yang sangat inspiratif dan mampu memotivasi pembaca sebagai teman dalam proses berhijrah menuju kebaikan. Buku ini sama sekali tidak menggurui pembaca pada setiap katanya. Pembaca akan dibuat tersentuh dengan keindahan diksi yang ditulis oleh Kak Panji pada setiap judulnya. Cerita pendek yang paling aku suka dibuku ini adalah "Suara Bunga Lavender", yang aku petik dari cerita tersebut adalah ketabahan Rama dalam menyayangi seseorang dan kesabaran Veranda dalam menunggu seseorang.
"Aku binggung harus ngomong apa lagi Dri, aku bilang makasi dia jawab sama-sama, aku bilang tulisannya bagus dia jawab makasi. Gitu dan seterusnya." Hal 94

Dalam buku Menuju Baik itu Baik tidak fokus ke satu cerita saja, misalnya tentang percintaan. Tidak. Buku ini tidak tertuju hanya ke satu tema saja. Melainkan mencakup banyak tema, seperti tentang keluarga, teman, cinta, cita-cita, profesi dan masih banyak lagi yang intinya adalah seseorang harus melakukan kebaikan untuk mendapatkan kebaikan dalam hidupnya karena "menuju baik itu baik". Buku ini juga sangat quotable sekali, banyak sekali quote yang aku suka dibuku ini dan aku juga sudah mereview di Instagram pribadiku @yulianipatty beberapa quote yang paling aku suka dibuku ini.
"Sebab jodoh tidak akan tertukar, mungkin yang kita lakukan sekarang adalah sedang menjaga jodohnya orang lain. Karena itu, sudahilah hubungan tanpa ikatan itu. Bersabarlah dan ikhlaskanlah. Tidak ada ruginya jika saat ini kita tidak menjaga seseorang, bukankah lebih rugi jika kita menjaga seseorang yang ternyata menjadi milik orang lain? Terlebih dengan cara menjaga kita adalah salah? Semoga kita terhindar dalam hal itu." Hal 43
Terima kasih banyak Kak Panji sudah menulis buku Menuju Baik itu Baik sebagai penemanku dalam proses menuju kebaikan dan pastinya bukan untukku saja tapi juga untuk mereka yang sudah membaca buku Kak Panji ini. Semoga selalu diberikan kesehatan dan terus berkarya untuk menebar banyak kebaikan lagi melalui jari-jemari yang menghasilkan karya yang luar biasa memotivasinya :)

[Book Review] Breaking Point by Pretty Angelia Wuisan


Judul: Breaking Point
Penulis: Pretty Wuisan Angelia
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit: 2017
Tebal: 240 halaman
 
Geta, 17 tahun
Gue terpaksa ikutan program Paket C karena dikeluarin dari sekolah. Mungkin lo semua heran mantan ketua OSIS kayak gue bisa tersandung kasus berat. Ini masalah prinsip dan gue yakin, gue nggak bersalah. Sebenarnya gue sempat malu karena gue pikir bakal ketemu sama orang-orang gagal. Namun setelah masuk kelas itu gue tahu ..., kata gagal nggak tepat diberikan untuk mereka.

Vierro, 18 tahun
Nggak ikut UN gara-gara nggak bisa ninggalin kompetisi catur di Roma. Tetangga ada yang nyeletuk, sepenting itu pertandingan gue sampai rela ikutan Paket C yang isinya orang-orang payah? Seenaknya aja dibilang payah. Gue jelasin juga akan percuma. Gue tahu sebenarnya mereka memang nggak suka sama gue yang punya banyak uang gara-gara catur doang.

Daniar, 17 tahun
Penyakit ini nggak akan mengambil semua dariku. Aku bakal sembuh dan kejar cita-citaku dengan sekolah setinggi-tingginya. Program paket C membantuku mewujudkan hal itu.

Bogel, 20 tahun
Gue emang dulu bandar narkoba, keluar-masuk penjara. Terus, lo pikir gue nggak boleh punya ijazah?! Enak aja lo ngomong!

Aseli, baca blurnya bawaannya kepengin adopsi novel kedua karya Kak Pretty Wuisan yang aku punya setelah Fall for Fangirl. Bener-bener dibuat penasaran seperempat snewen (read: snewen kepengin cepet-cepet baca novelnya) juga pas baca blurbnya. Okay, bagi kalian yang kepo dengan novel Teenlit yang super duper keren ini, yok baca review lengkapnya. Happy reading^^

Geta, seorang cewek cerdas yang mempunyai sikap tegar, pendiriannya kuat dan tidak mudah putus asa. Idola bangetlah pokoknya Geta ini.
Daniar, dengan sikap super duper semangatnya mengikuti kelas Paket C untuk meraih cita-citanya, walaupun dengan keadaan yang kurang sempurna.
Vierro, cowok keren dengan segudang prestasi dengan permainan caturnya, cowok mandiri dan remaja tajir yang mempunyai banyak uang dari kompetisi catur yang dimenangkannya.
Bogel, dengan pengalaman kelamnya yang beroptimis akan mempunyai Ijazah melalui jalur Paket C ini. Masalalu tidak menyurutkannya untuk putus sekolah begitu saja.

"Dikeluarin dari sekolah? Yang bener aja! Gue nggak salah kok!" Hal 30
Geta, seorang siswi berprestasi dipaksa mengakui kesalahan yang tak pernah dibuatnya. Sontak saja Geta tidak terima dengan tuduhan itu, tapi ada bukti kuat yang mengarah bahwa Geta adalah pelakunya. Cewek tegar itu disudutkan oleh dua pilihan yang jelas saja akan memberatkannya; memilih bertahan tapi mengakui kesalahan yang Geta tidak pernah perbuat atau dikeluarkan dari sekolah padahal UN sudah didepan mata. Dan Geta memilih pilihan kedua, daripada harus meminta maaf untuk kesalahan yang tidak pernah dilakukannya, Geta memilih keluar dari sekolah demi mempertahankan kebenaran.
"Orang usil memang ada dimana-mana dan mereka hanya mampu jadi bayangan." Hal 25
Pertahanan Geta sebagai anak yang tegar melemah ketika orang-orang disekitar rumahnya menyalahkan ketidakmampuan orangtua Geta dalam mendidik anaknya. Disini mulai ngerasa empati ke Geta, can u imagine? Anak 17 tahun sudah kesandung kasus berat banget. Iya menurut aku ini kasus yang sangat berat karena berurusan sama masa depan, banyangin aja kasus itu sampai menyeret seseorang keluar dari sekolah. Dalam keadaan seperti itu Geta butuh sosok sahabat yang mendengarkan keluh kesah dengan masalah besar yang sedang dialaminya, Rajen adalah sosok yang dibutuhkan oleh Geta pada waktu itu. Geta tidak mau terpuruk dengan keputusannya keluar dari sekolah. Geta menata rencana untuk masa depannya. Paket C adalah jalan satu-satunya untuk Geta mendapatkan Ijazah SMA.
"Breaking point itu salah satu istilah psikologi. Diartikan sebagai keadaan saat seseorang sedang jatuh sejatuh-jatuhnya. Ibaratnya kalian tenggelam di lautan terdalam di dunia." -hal.159
Breaking Point menceritakan tentang persahabatan, sikap optimis meraih cita-cita walaupun tidak mudah untuk meraihnya, juga penghianatan. Persahabatan yang bisa ditemukan pada teman-teman baru Geta, walaupun dengan latar belakang yang sangat jauh berbeda namun saling menguatkan satu sama lain membuat persahabatan mereka sangat melekat erat. Tentang perjuangan meraih cita-cita, aku nggak akan bilang bagaimana perjuangan para tokoh meraih cita-citanya masing-masing karena dengan membaca blurbnya saja kalian bisa menyimpulkan sendiri. Dan tentang penghianatan yang membuat Geta merasa sangat terpukul, tidak menyangka bahwa penghianatan bisa dilakukan oleh orang yang benar-benar... Ah sudahlah kalo diceritain jadi keinget pas baca, kegemesan sendiri nebak-nebak siapa pelakunya. Padahal udah yakin pelakunya si itu eh pas baca lagi bukti mengarah ke pelaku baru... terus baca lagi, tebakannya balik ke pelaku awal.. udah ada dipuncak kegemesan sendiri sampe baca dengan suara nyaring. Haha. Alhamdulillah, nemu titik terang siapa pelakunya... baca lagi... yang tadinya yakin, keyakinan jadi turun lagi. Kena tipu lagi. Kena tipu mulu. Kena tipu terus.

Keputusan Geta mengambil kelas Paket C yang awalnya sempat Geta ragukan, karena berpikir akan bertemu dengan orang-orang gagal ternyata tidak terbukti dan malah membawanya bertemu dengan orang-orang baru yang tidak tepat menerima sebutan "orang-orang gagal". Paket C ini sangat membantu bagi Geta, Daniar, Vierro, dan Bogel untuk mempunyai Ijazah SMA, yang mereka butuhkan. Misalnya, Geta yang butuh Ijazah SMA untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Ini memang bukan kali pertama membaca novel dengan genre serupa novel Breaking Point, tapi membaca novel dengan tema semacam Breaking Point ini jadi kali pertama, briliant theme Kak. Good job. Daebak. Thumbs 

 
Untuk tema yang bagus baget, tulisan yang lulus dari typo, blurb yang narik minat baca /love for first sight/ dan cover yang cantik. Oiya, buat gombalan Kang Vivi aka Vierro yang berhasil bikin senyam-senyum tiap kali baca gombalannya ke Geta, padahal Geta yang digombalin tapi ikutan baper juga. Terimakasih Kak Pretty  Wuisan yang sudah menciptakan tokoh-tokoh hebat seperti Geta, Vierro, Daniar, dan Bogel.
 
Designed by Beautifully Chaotic