Rabu, Maret 05, 2025

[Book Review] Pelangi Waktu Malam

Penulis : Bayu Permana, Flara Deviana, Anindya Frista, Innayah Putri
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Ukuran: 20 cm
Halaman : 280 halaman
Cetakan : Pertama, 2025
ISBN : 9786020681115
The Blurb
Empat cerita, empat penulis, empat luka.

Ini tentang empat kisah yang terlambat disuratkan, tentang mereka yang hampir pernah bahagia, tentang impian yang hancur sebelum sempat dibangun, juga tentang pagi yang tak akan pernah tiba.

Sapta mesti menelan fakta bahwa sahabatnya, Tobias, bunuh diri. Padahal Tobias yang Sapta kenal adalah sosok yang penuh hidup. Di dalam surat-surat yang Tobias tinggalkan, dia menuliskan borok mengerikan yang disimpan rapat-rapat dalam dirinya.

Di kisah lain, Ayana melarikan diri ke Bandung setelah menggugat cerai sang suami di hari ulang tahun pernikahan mereka. Di sana, dia bukannya menyembuhkan trauma, malah bertemu Ezra, cinta pertama yang akan mengonfrontasi kisah mereka di masa lalu.

Pada hari jadi mereka yang ke-8, Nalu ditinggalkan kekasihnya, Praya. Kilasan indah masa lalu tak sanggup membuat keduanya menyelamatkan cinta yang setengah mati diperjuangkan. Praya pergi, tanpa pernah tahu apa yang sudah Nalu siapkan untuk masa depan mereka.

Pada cerita terakhir, Hana memberanikan diri untuk duduk di depan kamera, mengulang malam mengerikan yang telah merenggut bagian berharga dari dirinya, dan juga hidupnya. Hana tahu, malam itu mungkin akan memenjarakannya untuk waktu yang sangat lama.

My Thought
Sebelum menceritakan tentang apa bukunya, aku ingin langsung menuliskan pendapat pribadiku setelah membaca buku ini. Aku nggak mau kalian yang membaca review ini langsung mendikte semua tokoh yang ada di bukunya. Rasanya aku nggak cukup tega, kalau kalian menjudge mereka di awal sama halnya aku—keburu kepalang tantrum sama sikap tokoh-tokoh yang ada di buku ini. Kayak gregetan banget sampai pingin teriak di depan muka semua tokohnya "CERITA WOY! DIEM-DIEM, BUBAR GRAK." So sorry emosional lagi, karena benar-benar disayangkan banget! nyesek sampai menembus tulang rusak! ( ˶•ᴖ•) !!

Ada beberapa hal yang aku dapat pelajari dari semua kisahnya. Buku yang bagus adalah buku yang membuat pembaca berpikir dan aku sih YES untuk kasih 5/5⭐ untuk buku sebagus ini. Bukan hanya membuat berpikir, tapi juga bisa merasakan pengalaman yang tokoh alami dalam cerita. Membaca novel mengajari pembaca bagaimana cara hidup karena banyak point of view didalamnya. Book makes you experience life you don't have. So here we go!

1. Semua orang punya tempat amannya masing-masing
Ada sebagian orang terbuka akan kisah hidupnya dan ada sebagian orang yang nggak suka cerita atau ngomong secara gamblang tentang kehidupannya ke orang lain. Aku percaya setiap orang punya ruangnya masing-masing. Mungkin bukan hanya pada seseorang, tapi pada sesuatu yang dia tahu, dia akan merasa hidup bersamanya. Misalnya musik, film, traveling, hewan peliharaan, makanan kesukaan, hobi, atau bisa jadi yang dibutuhkan hanya dirinya sendiri. Menghilang sebentar untuk recharge energy atau ingin cut off juga nggak apa-apa banget. Apapunapapun yang buat kalian merasa nyaman dan aman.

Cara Ayana dalam misi menyembuhkan hatinya dengan cara #KaburAjaDulu hanya membuat masalah berhenti sementara, tapi mungkin itu menjadi jalan terbaik yang harus dilalui terlebih dulu. Sebelum menata hati kembali dan menyelesaikan masalahnya. Kak Flara dalam tulisannya membuat pemahamanku tentang setiap orang butuh waktu untuk mengolah hati seolah tervalidasi. 

2. Terkadang diam menjadi sebuah jawaban
Nggak semua orang punya kemampuan komunikasi yang baik. Nggak semua orang bisa dengan mudah mengutarakan suara hatinya. Sebagian orang dituntut hanya untuk menjadi pendengar, padahal juga punya hak untuk didengar. Sebagian orang lagi hanya bisa diam kayak yang dilakuin Master Limbad. Diam bisa menyembuhkan. Diam juga bisa mengantarkan ke depan gerbang penyesalan, bahkan diam bisa jadi membawa seseorang ke jalan yang buntu. Walau begitu setiap orang punya alasan kenapa memilih untuk diam. Mungkin sebagai upaya menghindar untuk menyelamatkan bukan hanya untuk dirinya sendiri.

Aku dapat memahami bagaimana tiap tokoh di empat cerita ini memilih cara diam untuk menghadapi permasalahannya. Disaat itulah aku tahu penulis bukan hanya menceritakan bagian-bagian kisah tokoh yang ada dalam novel, tapi juga menyeretku kedalam bagian cerita yang mereka tulis (╥‸╥) Silent treatment aku ini sudah ditahap tak tertolong (sebuah pengakuan dosa). Aku tertampar banget waktu baca tulisan Kak Anin di cerita Kilasan, diam akan membawa masalah menguap namun masalahnya nggak akan pernah terselesaikan //CRY, CRY, CRY? (tears baby)// NP: lagu mbak Raye *lah >‸<

3. Jangan sungkan mencari bantuan
Rasanya aku ingin peluk semua tokoh yang ada di novel ini. Dan juga semua orang yang sedang merasa sendirian dalam kesedihannya, karena terkadang aku pun merasakannya. Aku pikir di saat seseorang sedang nggak baik-baik aja, hal pertama yang dibutuhkan bukan ingin dipahami melainkan ditemani bahwa dia nggak sendiri. Afeksi dari seseorang yang dapat dipercaya dalam hidup menumbuhkan rasa aman. Untuk kalian yang berjuang sendiri di luar sana, aku harap kalian segera menemukan bantuan dalam bentuk apapun itu. Aku harap kalian menemukan jawaban—sesuatu yang bisa menenangkan di tengah kekacauan batin dan sesuatu yang bisa menghangatkan perasaan di tengah kecemasan. //sending virtual hug//  ⸜(。˃ ᵕ ˂ )⸝♡

4. Terima kasih untuk tetap hidup
We're just human, it's okay to not be okay! Nggak ada kehidupan yang baik-baik aja. Nggak ada kehidupan yang isinya full sedih-sedihan terus. Adalah benar apa yang di katakan Tobias bahwa nggak ada yang konstan dan mutlak di dunia ini. Termasuk perasaan seseorang. Kadang kalau nggak bisa dapat apa yang kita mau, kita marah dan kecewa karena padahal sudah seberusaha itu. Bilang kalau hidup ini nggak adil. Memang terkadang hidup nggak adil untuk sebagian orang, tapi dari sana kita bisa belajar arti sabar dan punya pengalaman baru. Tapi kadang juga usaha bisa mengkhianati hasil. Ya betul, aku nggak akan nyangkal. Karena aku pun pernah merasakannya kok. Aku dan kita semua pernah merasakan yang namanya senang, sedih, marah, kecewa, lelah, dan perasaan-perasaan lainnya. Mau sehebat apapun orang itu, semua nggak luput dengan perasaan-perasaan manusiawi. Hanya saja cara dan penyebabnya yang berbeda.

Kalau ditanya seberapa puas aku dengan hidupku? Yang aku rasakan sudah merasa lengkap. Aku  merasa cukup untuk semua yang aku punya dan jalani saat ini. Mungkin alasannya karena aku nggak pernah menyesal untuk pilihan yang aku ambil, walaupun nggak sesuai ekspetasi. Tapi di kemudian hari kayak diperlihatkan, kalau keputusan yang aku ambil ternyata apa yang aku butuhkan. Semacam di ingatkan "kalau aku nggak ambil jalan ini, aku nggak akan tau tentang hal ini." Tapi  apa manusia cukup dengan kata cukup? Karena suatu waktu, aku merasa "kok aku kayak jalan di tempat?".

Yang mau aku bilang disini, ayo tetap hidup! karena di saat kita lelah dan ingin menyudahinya, di depan sana semua jawaban sudah menanti, dan kita nggak pernah tahu Tuhan sudah mempersiapkan skenario terbaik apa di kehidupan selanjutnya. Mungkin tangan kita terlalu jauh untuk saling berpelukan, terlalu jauh untuk saling berpegangan, tapi semoga kita semua selalu punya alasan untuk tetap melanjutkan hidup sampai Tuhan yang memanggil dan memeluk kita dengan kasih sayang-Nya  -`♡´-

Jadi begini ke-empat cerita dalam bukunya....
To be Tobias by Bayu Permana
Menceritakan tentang Sapta anak SMA yang menerima kabar kehilangan sahabatnya secara tiba-tiba. Tobias pergi dengan mengakhiri hidupnya sendiri, meninggalkan Sapta dengan segudang tanya. Tobias seorang anak SMA yang nggak nampak murung sebagaimana orang yang mengalami depresi. Tobias teman yang ceria dan ia juga bukan orang yang menutup diri dari dunia luar. Keinginannya untuk menjadi aktor pemain film sudah dibuktikan dengan Tobias memerankan beberapa adegan. Sampai dimana Sapta menerima surat dari Tobias—surat-surat yang dituliskan Tobias sebelum kepergiannya menuju keabadian.
"Kalau lo terima tulisan ini, berarti gue udah nggak ada. Menurut lo, di sini gue harus bilang halo atau selamat tinggal?" - Halaman 28

Kenyataannya Tobias nggak pergi secara tiba-tiba, Tobias sudah mempersiapkan segalanya. Mengutarakan alasan-alasannya dalam surat tanpa ada yang terlewat. Aku nggak bisa nahan tangis ketika baca surat-surat Tobias, mengatur napas, diam sejenak, lalu melanjutkan membaca kembali. Rasanya sangat sesak, sakit, dan aku bisa merasakan bagaimana kesedihan sekaligus kebingungan yang dirasakan Sapta. Sapta kehilangan sahabat absurbnya—ya begitulah penilaiannya terhadap Tobias. Tanpa tahu jika sahabatnya itu menyimpan luka paling dalam. Terkadang ketiadaan menjadi tempat paling aman untuk ditinggali. 

"Gue ngerti kok, perasaan itu bukan sesuatu yang konstan dan mutlak. Pagi-pagi bisa sedih, siangnya bahagia, sorenya sedih lagi. Bisa aja di satu kesempatan kepercayaan diri gue hilang, terus datang lagi, terus jatuh lagi. Nggak tetap. Nggak ada yang tetap." - Halaman 59

Kita Pernah Hampir Bahagia by Flara Deviana

Menceritakan Ayana dan Savian yang menghadapi kegagalan dalam pernikahannya. Ayana menggugat cerai Savian disaat mereka merayakan hari ulang tahun pernikahannya yang ke-6. Tanggal yang dimana menjadi kenangan bahagia, berubah menjadi tanggal yang memilukan bagi keduanya. Aku gregetan banget sama Ayana dan Savian. Pernikahan mereka kurang komunikasi, keduanya malah sibuk adu nasib siapa yang paling tersakiti. Hubungan mereka harusnya masih bisa diperbaiki. SEHARUSNYA. Tapi yasudahlah. Nggak kaget, tapi lumayan bikin nyelekit di hati.

"Kim juga sama menderitanya denganku, tetapi dia nggak mengizinkan dirinya hancur lebur sampai bertindak egois dan mengacaukan hidup orang lain. Sedangkan aku, aku menikmati peran sebagai yang tersakiti." - Halaman 129

Aku bersyukur banget Ayana masih punya Kim, kakak yang menjadi support system Ayana dalam kekalutannya. Namun di lain sisi, kembalinya Ayana ke Bandung mempertemukannya dengan Ezra—cinta pertama Ayana yang hilang bagai ditelan bumi. Mereka bertemu kembali di waktu dan keadaan yang nggak tepat, tapi perasaan keduanya masih sama. 

"Masa lalu tempatnya di belakang, semua salah paham udah clear, artinya, lo dan gue, kita perlu maju buat masa depan." - Halaman 134

Apa kesalahan Savian sampai di gugat cerai Ayana? Bagaimana kelanjutannya Ayana dengan cinta pertamanya? Kalian baca sendiri ya bukunya. Cukup rumit kisah mereka, tetapi setelah membaca keseluruhan isi ceritanya, aku yakin kalian akan bisa memahami dan memaklumi keadaannya.

Kilasan by Anindya Frista

Menceritakan tentang hubungan Praya dan Nalu yang kandas walau 8 tahun bersama. Sebanyak apapun usaha Praya mengingat kebersamaannya dengan Nalu, nggak membuat Praya menghentikan langkah kakinya pergi meninggalkan Nalu. Kisah cinta mereka terlalu rumit, sampai aku binggung mau marah atau nangis dulu bacanya. Jadi Praya sakit, jadi Nalu sakit, pembaca sekarat ૮(˶ㅠ︿ㅠ)ა 

"Praya yang menggebu, dan Nalu yang selalu memberi jeda, seolah dengan begitu masalah mereka akan menguap." - Halaman 155

Kalau ada yang harus disalahin dari kandasnya hubungan Praya dan Nalu siapa, jawabannya NGGAK ADA. Mereka hanya butuh komunikasi yang baik. Bukan hanya hubungannya yang terus di jalin, tapi komunikasi juga nggak kalah penting dan keduanya nggak melakukan itu. Praya kamu nggak salah meminta kepastian dari Nalu dan untuk Nalu aku sangat menghargai segala bentuk usaha yang sedang kamu perjuangkan. 100/10 nyesek banget waktu tahu apa aja yang sudah di korbankan Nalu untuk bisa bersama Praya. Rasanya pingin peluk Praya dan Nalu, pelukan ala-ala Teletubies  (づ•᷄ᴖ•᷅)づ

Pagi yang Tak Pernah Datang by Innayah Putri

Menceritakan tentang Hana yang mencoba keluar dari gelapnya dunia yang orang lain ciptakan dalam hidupnya. Cerita terakhir dari buku ini nggak kalah sakit jiwa seperti ketiga cerita sebelumnya. Semua cerita di buku Pelangi Waktu Malam menampilkan kelemahan sekaligus kekuatan pada setiap tokoh dengan caranya masing-masing. Seperti Hana yang berani mengambil resiko menceritakan kembali kejadian yang membuat hidup Hana nggak berkehidupan selama 5 tahun lamanya. Emir yang mendampangi Hana dalam proses penyembuhan adiknya dari kejadian yang mengenaskan itu. Selama 5 tahun bukan hanya Hana yang hidup dalam kesakitan, namun Emir juga merasakan hal yang sama, karena merasa gagal menjadi kakak yang nggak bisa melindungi adiknya dari orang-orang jahat.

"Dunia tidak berjalan sepraktis itu. Seperti tidak semua tanya memiliki jawaban, tidak semua masalah bisa menemukan jalan keluar, dan tidak semua kegagalan memiliki kesempatan untuk diperbaiki." - Halaman 243

Nggak semua korban bisa speak up, karena beberapa alasan. Entah karena nggak mau membuka luka lama, entah karena nggak pernah punya kesempatan, atau bisa jadi dengan speak up malah menjadi boomerang untuk diri sendiri. Hana beruntung bisa memiliki ruang untuk berbicara mengatakan kejadian yang sebenarnya, walau harus menunggu waktu lama. Hana beruntung karena memiliki Emir di sisinya, Hana beruntung masih ada orang lain yang percaya akan apa yang pernah di alaminya bukan kesalahan Hana. Ah maaf, mungkin aku salah menyebutkan kata beruntung. Bagaimana bisa di katakan beruntung, jika mengingat kejadian yang di alami Hana sangat mengerikan. Apapun itu, aku turut bersyukur dan merasa lega kebenarannya terungkap.

"Bahwa menjadi dewasa kadang mesti melewati proses mengerikan." - Halaman 257

Cerita yang ditulis Kak Naya sukses bikin aku banjir air mata. Alur maju mundur yang digunakan tidak menyulitkan pembaca untuk paham jalan ceritanya. Alurnya mengalir dengan sangat rapi. Akhir kata, kisah Hana memberi gambaran bahwa neraka dunia memang ada.

⋆。‧˚ʚ ❀ ɞ˚‧。⋆

Hidup terkadang bisa bikin kita kewalahan, karena ada banyak hal yang terjadi secara bersamaan. Hidup itu perjalanan panjang yang punya keterikatan. Seperti matahari terbit dan terbenam, seperti gelombang ombak pasang surut, seperti bunga mekar dan layu dan seperti yang lain-lainnya. Aku percaya setiap orang punya pengalaman yang luar biasa di hidupnya, yang bikin seseorang jadi seperti sekarang. Kalau di tanya hal apa yang ngebentuk diriku menjadi versi hari ini jawabannya adalah kepergian ibu. Kematian menjadi kepedihan sekaligus kekuatan bagiku. Memikirkan kematian justru malah menyelamatan aku dari kematian itu sendiri.

Aku selalu senang mendengar cerita-cerita pengalaman hidup orang. Rasanya kayak mentransfer energi, entah energi baik atau buruk efeknya ke badanku. Tapi yang jelas dari cerita-cerita mereka, aku bisa belajar hal baru tentang kehidupan yang belum aku jejaki.

Kalau aku dengan pertanyaan yang sama, hal apa yang ngebentuk diri kalian menjadi versi yang sekarang? Aku akan senang sekali jika ada yang berkenan cerita. Ayo ketemu di kolom komentar ya, luvs!

Jawaban terpilih akan ada hadiah kecil-kecilan dari aku, sebagai bentuk apresiasi aku ke kalian karena sudah berkenan cerita. Akan ada 3 jawaban terpilih yang masing-masing akan kukirim pulsa sebesar Rp. 10.000

Sampai jumpa di hari ulang tahunku, di April mendatang! ٩(ˊᗜˋ*)و

Kamis, Januari 30, 2025

[Book Review] The Simple Seerah - Inilah Kisah Sang Rasul by Asim Khan & Toyris Miah


Penulis : Asim Khan & Toyris Miah
Penerjemah: Berliani M. Nugrahani
Penyunting : M Farobi Afandi
Penyelia aksara: Imam Safi'i
Perancang sampul: Orkha Creative
Ilustrator: Anisa Mohammed
Penata letak: Dwi Nur Rahayu W
Penerbit : Rene Islam
Ukuran : 13 x 19 cm
Halaman : 264 halaman
Cetakan : I, September 2024
ISBN : 978-623-6083-97-0

The Blurb

"Menceritakan tentang kisah Rasullullah saw. tidak hanya perlu pengetahuan, tetapi lebih dari itu: perlu rasa rindu yang menusuk sehingga setiap kata, narasi, dan metamora yang dipilih untuk mengisahkannya masuk ke sanubari pembaca. penulis buku ini memiliki semua kapasitas itu."

- Tasaro GK, Penulis Tetralogi Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan


Nabi Muhammad adalah manusia yang paling berpengaruh dan paling dicintai yang pernah ada di muka bumi. Ucapan dan ajaran yang disampaikan dan dilakukan lebih dari empat belas abad lalu, masih memengaruhi kehidupan miliaran orang di seluruh dunia saat ini.


Buku ini menceritakan awal mula kelahiran Islam. Tentang bagaimana seluruh kota mencoba menghabisi seorang lelaki hanya karena ia mengatakan kebenaran tentang Tuhan dan menyerukan keadilan. Termasuk perlakuan yang adil terhadap wanita dan orang yang terpinggirkan.


Setiap adegan dalam buku ini dikisahkan dengan begitu dekat tanpa sekat. Mengalir seperti novel. Penulis membawa kita hadir dalam setiap momen penting dalam kehidupan Rasullullah dan merasakan perjuangan para pengikut awal ajaran Islam.


My Thought

Untuk sobat muslim mungkin hampir keseluruhan cerita yang ada dibuku ini akan terasa familiar. Tentang bagaimana perjuangan Rasullullah menyebarkan kebenaran agama Islam. Tapi Seerah Nabi yang dikemas dalam buku ini sangat menyenangkan untuk dibaca. Page turner! Ya walaupun aku nggak bisa tamatin baca dalam sekali duduk juga sih. Hehehe~ 


The Simple Seerah, aku paham kenapa diberi judul demikian. Walaupun buku Seerah Nabi ini tidak terlalu tebal, tapi isi yang disampaikan didalamnya sangat padat dan gaya penulisannya mengalir dan mudah untuk dipahami. Pokoknya sobat muslim dibuat enjoy bacanya tau-tau banjir air mata. Kalau aku sih bukan banjir air mata lagi, tapi tsunami air mata. Sampai buku ini jadi korban kena air mataヾ(◞‸◟) 

"Sembahlah hanya satu Tuhan–ada keindahan dalam kesederhanaanya." — 104

Awal-awal Rasullullah menyebarluaskan ajaran agama Islam sangatlah berat dan the real berjuang sampai berdarah-darah. Bukan hanya dicaci maki oleh kaum Quraisy, Rasullullah dilempari kotoran, bahkan dilempari batu hingga terluka, dan masih banyak lagi kekejaman yang dialami Rosullullah dan pengikutnya oleh kaum yang menentang Rosullullah Sang Utusan Allah. Aku sering dengar cerita ini, tapi ketika membaca langsung kisah ini rasa sedih dan sakitnya berkali lipat. Betapa Rosullullah sangat sabar dalam perjuangannya menyampaikan agama Allah. 

"Para sahabat memahami sepenuhnya bahwa tidak ada yang lebih berharga di dunia ini daripada iman, dan diperlukan pengorbanan untuk melindunginya." — 134

Bagian selanjutnya yang bikin aku sesegukan ketika saat membaca dukungan paman Nabi Muhammad yaitu Abu Thalib. Membaca buku ini, aku bisa merasakan betapa Abu Thalib sangat mendukung Rosullullah dengan segenap hati. Pertolongan dan perlindungan Abu Thalib membuat Rosullullah bagai mendapat suntikan semangat untuk terus berdakwah. Namun sangat disayangkan, karena Abu Thalib tetap meyakini agama leluhur sampai akhir hayatnya. Aku juga pernah membaca tentang kisah Abu Thalib dilain sumber bahwa beliau orang yang masuk neraka dengan hukuman ringan. Bahkan sampai menulis ulasan ini pun aku menangis, mengingat setiap momen yang ada dalam bukunya. Ini menunjukkan bahwa penulis berhasil mengemas tulisan dengan baik. Asim Khan dan Toyris Miah mampu mengenal target pembaca yang lebih luas, dengan melahirkan buku Seerah Nabi ini yang diceritakan dalam bentuk novel. Penulis berharap semua kalangan bisa membacanya. Dan ya, aku rasa penulis berhasil juga akan hal itu. Sekalian aku mau pengakuan dosa, aku pernah DNF membaca buku Seerah Nabi yang bahasanya sulit dipahami dengan otak jahiliyahku ini (╥‸╥)

"Abu Bakar mendapat pelajaran berharga mengenai konsep tawakal atau berserah diri kepada Allah. Mereka melintasi padang pasir Arab yang panas, mengetahui bahwa  meskipun tidak ada orang lain disana, mereka tidak pernah sendirian. — 231

Kisah perjalanan Nabi Muhammad dan Abu Bakar ke Makkah menjadi bagian yang paling romantis dalam buku ini versiku. Lagi-lagi aku dibuat menangis sekaligus terharu dalam satu waktu. Banyak pelajaran yang dapat aku ambil dari kisah ini. Tentang bagaimana sikap Rosullullah yang tetap tenang dan percaya akan perlindungan Allah, bagaimana Abu Bakar yang sangat menyayangi Rosullullah melebihi dirinya sendiri, dan tentang bagaimana selalu berbuat baik meskipun terhadap orang yang jahat sekalipun. Allah selalu menyertai orang-orang yang sabar dan berserah diri. Masya Allah, semua tergambarkan dengan sangat baik lewat buku ini.

HUWAAA aku nggak sabar mau ngomongin ini juga!!! Cover dan ilustrasi buku ini JUARAAA PWOOOL. Indah banget~ Tapi aku mau tanya, kenapa ya ilustrasi yang ada didalam bukunya bukan gambar yang berwarna? Kalau pakai ilustrasi warna, itu akan menambah nilai dramatis untuk buku ini. Menurut aku pribadi, sih. Nggak apa-apa harga bukunya lebih mahal untuk menikmati ilustrasi yang memanjakan mata. But it's okay! Aku yakin banyak pertimbangan dari Penerbit kenapa dibuat seperti itu. Aku cuma ingin bilang GOOD JOB dan terima kasih karena aku bisa punya buku dengan cover seelok ini. Bagi pembaca sobat muslim yang suka lapar mata cover ciamik (kayak aku), aku saranin buku ini harus kalian punya jadi penghuni rak buku kalian hohoho ଘ(੭˃ᴗ˂)੭

Rating: 5/5  Can't wait untuk series kedua dari buku ini! 

P.S membaca buku ini akan membuat kita mengenal lebih dekat, mengingat, dan menambah sholawat kita kepada Nabi Muhammad

 
Designed by Beautifully Chaotic