Kamis, Agustus 13, 2015

[Book Review] The Wedding Plan by Pia Devina

 Judul : The Wedding Plan

Penulis : Pia Devina

Penerbit : Grasindo

Tebal : 192 Halaman

Terbit : Februari 2015


 The Blurb

"Wanita harus menikah sebelum usia dua puluh enam tahun agar kehidupan rumah tangganya bahagia."
Bagi seorang Gayatri Windriya, menikah tidak menjadi prioritas dalam pilihan hidupnya. Permasalahan yang timbul mungkin tidak akan menjadi sangat keruh seandainya keluarga besar tidak menjodohkan  dirinya dengan seseorang. Mahesa Bhadrika, lelaki yang sangat dibencinya di masa lalu, ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
 
Bagaimanapun, Giya bersikeras untuk membubarkan rencana pernikahannya sendiri bersama laki-laki itu. Dia bahkan meminta Reksa untuk berpura-pura menjadi kekasihnya.

Lantas... haruskah rencana pernikahan itu benar-benar karam?

My Thought 

The Books About... 

Berkisah tentang Giya, seorang gadis yang mempunyai karir yang bisa dibilang cemerlang. Tetapi diusianya hampir tiga puluh tahun dia belum juga mendapatkan tambatan hati untuk menjadi pasangannya. Baginya menikah bukanlah menjadi prioritas yang utama. Tetapi dalam kepercayaan keluarganya, seorang wanita harus menikah sebelum usia dua puluh enam tahun.

Akhirnya keluarga Giya menjodohkannya dengan seorang pria yang sebelumnya sudah dikenalnya sekaligus orang yang paling dibenci dari masa SMA sampai detik ini. Tentu saja Giya menolak perjodohan itu. Giya merencanakan sesuatu untuk menggagalkan perjodohan tersebut dengan menyewa pacar bohongan.

The Characters

Giya. Wanita yang berusia hampir tiga puluh tahun yang disudutkan oleh keluarganya untuk segera menikah. Giya memang mempunyai karir yang cemerlang. Tetapi tidak untuk masalah percintaannya. Giya sangat membenci teman masa SMA nya yang  merupakan calon tunangannya sendiri.

Deva. Dia selalu menjadi pendengar dan penasehat yang setia bagi Giya. Deva adalah sahabat Giya. Ia mempunyai cafe yang diberi nama Autumn Leaves.

Badi. Pria yang pernah menyakiti hati Giya, sekaligus mempermalukannya. Ia menjadikan Giya sebagai bahan taruhan di masa SMA. Itu yang menyebabkan Giya sangat membencinya. Tetapi, Badi sangat menyesal apa yang dulu ia perbuat kepada Giya.

Lalu ada, Reksa. Seorang pelayan di cafe milik Deva. Dan merupakan pacar sewaan Giya. Yang telah disarankan oleh Deva.

 My Favorite Quote 
"Aku baru mengakui, ternyata waktu tidak bisa mengobati segalanya." -Pg 8- 
"Yang bikin lo marah besar sama Badi dan nggak mau maafin dia adalah... karena lo pernah jatuh cinta sama dia." -Pg 55-
"Suka dan jatuh cinta itu sangat jauh berbeda!" -Pg 55-
"Menikah bukan satu-satunya cara untuk bahagia." -Pg 71-
"Setidaknya, aku punya seseorang yang bisa kuandalkan. Walaupun dia hanyalah seorang pacar bohongan." -Pg 133-
"Menikah itu bukan hal main-main, Gi. Lo memilih seseorang yang akan menghabiskan waktu lama bareng sama lo." -Pg 165-
"Anggap aja gue nggak ada, benda mati. karena apapun yang kalian lakukan atau diskusikan, nggak pernah melibatkan gue. Seakan hidup gue hanya milik kalian." -Pg 167-
"Waktu sang pemisah yang seharusnya cukup efektif bagi kami. Setidaknya, bagiku." -Pg 168-
"... karena aku memiliki dua orang teman yang bisa membantuku untuk membuka mata dan telinga juga hatiku." -Pg 185-



Font Cover

Cover novelnya manis. Menggambarkan isi cerita dinovelnya. Seperti,  ada sebuah kaki yang melangkah. Itu menggambarkan Giya yang tidak setuju dengan rencana pertunangannya dengan Badi. Okay ini menurut imajinasi liarku saja kak hihi (/.\)

Typo Oh Typo

Masih ditemukannya kata-kata typo dibeberapa halaman. Hidunya seharusnya hidungnya, dikalimat "... mengelap ujung hidungnya." -Pg 114- Kesampingku tubuhku seharusnya kesamping tubuhku. -Pg 173- Lamat seharusnya lama, dikalimat "menatapku lamat" -Pg 175- Berbciara seharusnya berbicara. -Pg 176-

Final Thought

Awalnya aku kira novel ini menyuguhkan persiapan apa saja yang akan disiapkan dalam pernikahan. Seperti gaun apa yang akan dikenakan, tempat acara pernikahan tersebut dilaksanakan dan lain sebagainya yang dibutuhkan dalam acara sebuah penikahan. Ternyata imajinasiku kali ini salah besar kak. Kakak berhasil membuat novel ini tidak mainstream *Applause*

Novelnya mengalir apa adanya, dari bab satu ke bab berikutnya sangat mengalir. Cerdas! Yang aku suka dari novel kakak ini, karena setiap bab nya memiliki judul. Aku suka banget jika penulis membuat setiap bab novelnya diberi judul, karena itu akan menggambarkan isi dari bab tersebut. Seperti sebuah identitas. Bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami.

Menurutku endingnya kurang greget kak. Tapi cukup lega akhirnya Giya menerima perjodohan yang ia kekang selama ini.

Oya kak, terima kasih untuk hadiah novel beserta coretan manisnya. Terus menulis yaa kak dan selalu menginspirasi melalui tulisan kakak. Sukses always! (^^,)9

Worth 4 of 5 ^o^
Share with the world:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Designed by Beautifully Chaotic